Minggu, 05 Oktober 2014

Putrajaya, Kota Pusat Pemerintahan dengan Tata Kota yang Indah

Saya adalah mahasiswa baru di Universitas Diponegoro di jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Tata Kota. Pada awalnya, tidak pernah terpikirkan oleh saya sebelumnya bahwa saya akan membuat blog khusus untuk membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan “perencanaan wilayah dan tata kota”, but here I am. Ini adalah postingan pertama saya yang membicarakan tentang hal-hal yang berhubungan dengan urban and regional planning. Kali ini saya tertarik untuk membicarakan issue antara Malaysia dengan Indonesia. Bukan membicarakan isu-isu yang seperti biasanya, namun kali ini saya tertarik untuk membicarakan tentang penataan ibukota Malaysia.
                Kita semua tau, bahwa ibukota Malaysia adalah Kuala Lumpur. Tapi, apakah kalian semua tau bahwa pusat pemerintahan Malaysia itu sendiri ternyata bukan terletak di Kuala Lumpur melainkan di PutraJaya? Pasti tidak sedikit dari kalian yang belum mengetahuinya juga bukan?
Pada awalnya, saya tidak memiliki sedikitpun kekaguman dengan negara tetangga tersebut. Saya hanya menganggap, Malaysia tidak terlalu berbeda jauh dari Indonesia. Bukannya apa-apa, saya hanya menganggap Indonesia dengan Malaysia benar-benar bersaudara, Bahasa yang digunakan pun hampir sama, Bahasa Melayu. Penduduk asli Malaysia pun juga bangsa Melayu, sama dengan kita. Dan benar saja, ketika untuk pertama kalinya saya mengunjungi tempat tersebut, memang tidak begitu banyak perbedaan yang ditampilkan antara Malaysia dengan Indonesia. Banyak orang melayu berkeliaran, kita pun masih bisa menggunakan Bahasa Indonesia dalam bercakap-cakap dengan penduduk sekitar. Mereka masih mengerti.
Dan terlebih lagi, saat mengunjungi Kuala Lumpur, atmosfer Jakarta masih dapat saya rasakan disana. Kondisi kemacetan, semrawut, masih dapat kita temui disana. Untuk penataan kotanya pun, menurut saya Jakarta tidak kalah indahnya dengan Kuala Lumpur.       
Namun, pada saat kunjungan saya ke Malaysia untuk yang kedua kalinya. Kekaguman saya akan Malaysia pun mulai tumbuh. Pada saat itu, untuk pertama kalinya saya mengunjugi suatu daerah yang bernama PutraJaya. Pada awalnya saya tidak tau apa itu PutraJaya. Ternyata, PutraJaya merupakan pusat administrasi pemerintah Malaysia.
Putrajaya menjadi pusat administrasi pemerintah Malaysia untuk menggantikan lokasi lama yang berada di Kuala Lumpur. Jarak PutraJaya dengan Kuala Lumpur hanya 30 kilometer atau dapat ditempuh tak sampai satu jam dari pusat kota KL. Kota ini terhubung dengan Bandara Internasional Kuala Lumpur dan KLIA Transit. Ide kota PutraJaya ini adalah ide mantan PM Malaysia Dr. Mahathir Mohammad.



Letak Putrajaya di Google Maps | Foto : m.googlemaps.com

               Putrajaya diambil dari nama PM Malaysia pertama Tunku Abdul Rahman Putra, kini menjadi pusat administrasi pemerintah Malaysia. Konsep kota ini meniru Negara Spanyol. Arsitektur dan tata ruangnya sangat indah dan menarik. Apalagi buat para pecinta fotografi. Tampaknya pemerintah kerajaan Malaysia, benar-benar merelokasi perkantoran pemerintah untuk kenyamanan. Lokasi kompleks PutraJaya memang sangat sepi dan jauh dari kebisingan.
Sejak resmi berdiri, sekitar 40 kementerian yang sebelumnya berada di ibukota Kuala Lumpur pindah ke kawasan ini sepenuhnya. Meski begitu, tak sedikit turis asing yang menjadikan Putrajaya sebagai destinasi. Meski menjadi sebuah kawasan pemerintahan, kawasan ini dirancang tepat dan nyaman untuk dijadikan tujuan wisata.
Putrajaya sebagai kota berjalannya pemerintahan memang menjadi tolak ukur bagi pembangunan di kota-kota lainnya di Malaysia. Jika di pusat pemerintahan di Jakarta mau dipindahkan masih merupakan wacana, di Malaysia pusat pemerintahan telah dipindahkan sepenuhnya ke Putrajaya. Dengan penataan kota yang sangat terancang, menurut saya membuat daerah PutraJaya seakan-akan sebuah kota di suatu permainan virtual. Sangat rapih dan teratur. Hampir di setiap sisi jalan dipasangkan camera cctv untuk melihat keadaan di sekitar PutraJaya tersebut yang membuat warga yang menempati ataupun berada di wilayah tersebut sangat menaati peraturan. Disana bebas dari keadaan banjir ataupun macet.


Tampak Jalan Raya di Putrajaya yang Renggang dan Bebas dari Macet | Foto: m.travel.detik.com

Kementerian Keuangan yang Terletak di Putrajaya | Foto : m.wisata.kompasiana.com

Tampak Sudut Perkotaan di PutraJaya yang Tertata Sangat Apik | Foto : m.wisata.kompasiana.com

                Sebagai warga Indonesia yang sudah tidak asing lagi dengan keadaan Jakarta, tentu saja saya sangat mengharapkan pemerintah Indonesia melakukan suatu aksi untuk memperbaiki kondisi ibukota tercinta negara kita ini yang sudah semakin terpuruk. Mulai dari kawasan kumuh yang terus bertambah banyak jumlahnya, masalah banjir yang sudah menjadi mimpi buruk pemerintah Jakarta dari tahun ke tahun, hingga masalah kemacetan yang tingkat keparahannya sudah sangat extreme. Sebenarnya,  ide untuk membuat kota modern seperti ini pernah digagas presiden Soeharto yang akan memindahkan pusat pemerintahan di Sentul. Namun sayangnya semua itu hanyalah sebatas wacana belaka.
                Sudah saatnya Jakarta dirombak kembali. Apakah kita tidak malu Istana Negara ikut terendam banjir, bapak presiden kita ikut merasakan musibah banjir dan disiarkan di tv-tv  nasional hingga internasional? Lingkungan pemerintahan dekat dengan daerah-daerah kumuh, jalanan sekitar area pemerintahan tidak pernah bebas dari kondisi kemacetan, dan masalah-masalah lainnya. Sudah saatnya  kita belajar dari negara tetangga kita tersebut. Mereka saja bisa, mengapa kita tidak?   

Sumber

Priyono, Endang. 2012. "Putrajaya, Pusat Pemerintahan Malaysia yang Mempesona". Dalam wisata.kompasiana.com
http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2012/12/16/putra-jayakota-tertata-yang-mempesona-511557.html/ diunduh hari Sabtu, 4 Oktober 2014

Octafiani, Devy. 2013. "Putrajaya, Kota Futuristik Keren di Malaysia". Dalam travel.detik.com
http://travel.detik.com/read/2013/08/30/173915/2345521/1520/putrajaya-kota-futuristik-keren-di-malaysia/ diunduh hari Sabtu, 4 Oktober 2014



Tidak ada komentar:

Posting Komentar